Sal Priadi: Ikat Aku Di Tulang Belikatmu (Single Review)

Ilustrasi:Whiteboardjournal

Sal, suaramu ialah candu dan devosi yang berulang.

Mendengarkan Ikat Aku di Tulang Belikatmu mengingatkanku pada keseruan memusikalisasi puisi sewaktu SMA. Menulis baris-baris frasa dan kalimat indah berima, mendekatkan makna agar dapat dirasa, menemukan nada dan melodi untuk tersampaikan, dirayakan secara teatrikal.

Sal menyanyikan nada-nada sederhana, dialun pelan hingga meledak dalam teriakan di ujungnya. Sal seolah memilih nada-nada imajinatif di langit teatrikal, memadunya dengan kegetiran, harapan, emosi yang manusiawi. Diseret dalam alur kesederhanaan yang presisi.


Selain lirik lagu yang menyayat, vokal Sal Priadi juga memikat. Serak di produksi suaranya warna yang membuatmu iri. Di lagu Ikat Aku di Tulang Belikat ini, serak itu ditampilkan sedikit saja hingga kesannya mahal dibanding dengan  Melebur Semesta.

Pintarnya Sal Priadi, ia memadukan produksi serak suaranya dengan nada rendah yang membuat kejut, falsetto yang meliuk dan nada tinggi yang membuat was-was namun berujung lega. Kesan sederhana di produksi vokalnya tak larung dalam orkestra. Suara itu terdengar lantang.

Ikat Aku di Tulang Belikatmu adalah harapan penyatuan dengan dambaan. Lebur dalam ingin yang diungkap secara dewasa. Menikmati cinta dalam letupan-letupan rasa. Melainkan cara untuk mewujud devosi yang iklas tersampaikan. Terbalas ataupun tidak.
(Dengarkan lagunya di SINI)


Lirik;
Menetaplah lebih lama
Dari matahari
Akan kekal semua bahagia
Dalam rangkum adanya rupamu
Dengan cerdiknya Siasat kita
Kan larung semua perasaan yang jahat
Ikat aku di tulang belikatmu
Biar ku rebah dan teduh
Sambil dengar ceritamu Ceritaku
Tentang bagaimana ku temukan
Rasi bintang di matamu
Agar aku tau kemana
Aku harus pulang
Ikat aku di tulang belikatmu
Biar ku rebah dan teduh
Sambil dengar ceritamu Ceritaku
Tentang bagaimana ku temukan
Rasi bintang di matamu
Agar aku tau kemana
Aku harus pulang

Comments