Album Indonesia Terbaik 2017
Tahun 2017 adalah tahun yang menyenangkan bagi saya mendengarkan musik dalam negeri. Sejumlah musisi keren mengeluarkan album dan banyak di antaranya juga dengan materi bagus. Beberapa musisi di dalam daftar memberikan angin segar bagi dunia musik tanah air.
Namun, perlu diingat bahwa saya hanya mengulas album yang saya beli dan dengarkan tahun ini. Untuk mendengarkan lagunya, kamu bisa unduh album digitalnya – kecuali untuk satu grup musik yang juga akan saya kasih siapa di dalam daftar hanya menjual lagunya lewat piranti konvensional – atau berselancarlah ke kanal berbagi video untuk mendengarkan lagu mereka.
Setidaknya saya beli dua puluh dua album dalam negeri tahun ini. Mulai dari Segara dari Anomalyst hingga album milik Dewi Perssik, Semua Karena Cinta. Untuk beberapa musisi ini adalah kali pertama saya mendengarkan lagu mereka.Berikut adalah daftar 10 album terbaik di Indonesia yang saya dengarkan tahun ini.
10. Elevenwelfth – Elevenwelfth
Grup rock-alternative ini merilis album self-titled pada Maret lalu. Album ini berisi sembilan lagu dengan nuansa punk dan rock. Album ini sendiri berisi banyak kisah pilu, kemarahan, dan pencarian makna hidup. Ini adalah album perdana trio ini. Selain di Indonesia, lagu ini juga dirilis di Jepang.
Nomor favorit: With The Weight Of It All, Quiet Quiet
9. Jason Ranti – Akibat Pergaulan Blues
Saya senang sekali dengan album ini. Jika kamu ingin mencari album akustikan penuh, ini adalah jawaban atas doa-doamu. Petikan gitarnya menyihir sejak kali pertama ditambah dengan lirik yang puitis, jenaka, dan satir.
Nomor favorit: Doa Sejuta Umat, Pulang Ke Rahim Ibunya, dan Suci Maksimal.
8. Barefood – Milkbox
Saya mendengar lagu duo indi-rock ini saat tengah berlibur di Mentawai akhir November lalu. Lagu ini diputar di lobi penginapan saya. Ketika saya bertanya kepada pemilik penginapan tentang lagu itu, dia menjawab kalau lagu itu adalah lagunya Barefood. Saya pikir itu adalah lagu-lagunya One Ok Rock. Namun, curiga juga, sebab lagunya sedikit lebih kalem dari One Ok Rock. Suara vokalisnya bagus sekali. Saya menyukai kemalasan dalam produksi vokalnya. Ada nuansa Teenage Fanclub dalam lapisan lagu-lagu Milkbox. Benar saja, They’re just Barefood. Pemilik penginapan, Uda Cayang (I called him that way since he was lovely), berbaik hati memberikan CD Milkbox kepada saya. Salah satu kado ulang tahun terbaik kemarin (walau agak sedikit memaksa, tentu saja). Sayangnya, Milkbox belum dirip menjadi mp3. Jadi, agak sedikit repot kalau mau mendengarkan Milkbox saat bepergian. Di album penuh pertama mereka ini, akan banyak sekali ditemui nuansa musik ‘90an, punk, distorsi, tremolo, hingga fuzz. What a package!
Nomor favorit: Candy, Hitam, Milbox
7. Agnez Mo – X
Oktober lalu adalah bulan yang menggemberikan bagi Agnation, nama baru untuk basis penggemar Agnez Mo, karena dia akhirnya merilis album debut internasionalnya, X. Sepuluh lagu di album ini akan membuatmu bergoyang seperti kamu memang terlahir untuk itu. Ulasan lengkap tentang album X dapat dibaca di SINI.
Nomor favorit: Million $ & Lover, Damn I love You.
6. Mooner – Tabiat
Saya beli Tabiat, jujur saja, karena Rekti ada di situ. Sejak melihat Rekti di The S.I.G.I.T, saya langsung menyukai karyanya dan penasaran dengan grup baru bentukannya, Mooner. Tabiat dirilis April lalu dengan dua belas lagu di dalamnya. Saya suka album ini karena ada nuansa dangdut di dalamnya.
Saya sangat menyukai dangdut. Nuansa dangdut itu dapat didengar melalui nomor “Hei.” Mooner menyebut genre musik mereka sebagai Pariaman Blues, mungkin karena banyaknya irama khas Sumatera Barat dan Melayu di dalam materi musiknya. Album ini adalah jawaban bagi penikmat nuansa karnaval rock Indonesia ’70-an. Nomor favorit: Hei, Serikat Penyembuh, Seruh.
5. Andien – Metamorfosa
Album yang dirilis awal Oktober lalu ini sangat artistik dan mungkin salah satu album kolaborasi paling besar di industri musik Indonesia tahun ini. Ada nama-nama besar seperti: Tulus, Lafa, Lale Ilman, hingga Rieka Roeslan dalam pembuatan album ini.
Nomor favorit: Indahnya Dunia, Biru, Metamorfosa.
4. Rendy pandugo – The Journey
Entah mengapa saya sangat merasa dekat secara emosional dengan lagu-lagu dari Rendy Pandugo. Mungkin karena bertahun-tahun lalu, sebelum Rendy dikontrak oleh Sony Indonesia, saya sudah mendengarkan suara merdunya di Soundcloud. Waktu itu ia kerap menyanyikan lagu-lagu John Mayer dengan petikan gitarnya yang mampu melunturkan imanmu. Pada masa itu, Souncloud adalah oase bagi yang ingin mendengarkan materi musik yang beda dari apa yang arus utama sajikan.
Saya masih ingat,ketika mengetahui Rendy dikontrak Soni Indonesia, saya loncat-loncat di kosan dan langsung mengabari teman saya Hadissa Primanda. Dulu, waktu kuliah di Medan, kami berdua kerap menggunjing abang yang satu ini.
The Jurney adalah album yang ingin kau dengarkan dalam perjalananmu dan kau pamerkan kepada teman-temanmu.
Nomor favorit: Float In The Sky, I Don’t Care, Silver Rain.
3. Naif – 7 Bidadari
Hari jadi Naif yang ke 22 tahun dijadikan sebagai momen untuk merilis album ke-7 mereka, 7 Bidadari. Album ini berisi sepuluh lagu yang akan mengobati semua kerinduanmu pada Naif setelah cukup lama tak mengeluarkan album.
Materi di album ini sebetulnya ringan, untuk aransemen musik pun tidak dibuat neko-neko, begitu juga lirik lagu yang masih bicara tentang cinta secara sederhana. Kecuali untuk dua nomor, yaitu Alangkah Indahnya Indonesia dan Sayang Disayang.
Alasan mengapa saya menempatkan 7 Bidadari di posisi tiga adalah karena Naif adalah band favorit saya selain Sheilla On 7 dan karena ada irama dangdut di empat lagu dalam album ini: Kenali Dirimu, Sedjak, Apa Yang Membuat Dirimu Untuk Terus Di Sini, dan Sayang-Sayang.
Saya tak akan mampu mengabaikan lantunan musik dangdut kawan-kawan. Siapa yang bisa menahan pinggul untuk tak bergoyang dengan liukan seruling dan hentakan gendang dangdut? Mungkin hanya mereka yang kurang main.
Nomor favorit: Apa Yang Membuat Dirimu Untuk Terus Di Sini.
2. Payung Teduh – Ruang Tunggu
Saya sebetulnya cukup sedih, sebab album ini akan menjadi album perpisahan bagi vokalisnya, Is. Pada Akad yang sudah menjadi hit dan bahkan digadang-gadang sebagai the all wedding song tahun ini, memang terlihat perbedaan mencolok dari materi-materi lagu Payung teduh sebelumnya. Namun, pada sisa lagu yang lain, ruh Payung Teduh yang membuatmu jatuh cinta dulu masih bisa didapatkan.
Dan album ini masih menjadi teman yang cocok untuk didengarkan di kala hujan rintik-rintik di sore yang kelabu.
Nomor favorit: Di Atas Meja, Kita Hanya Sebentar, Muram.
1. Danilla – Lintasan Waktu
Warna suara Danilla yang bulat, berat, dan juga sendu menjadi citra pertama yang akan kau dapatkan setelah mendengarkan satu lagu saja di album ini. Album yang dirilis akhir Agustus lalu ini lebih dari sekadar kumpulan lagu yang mendayu-dayu.
Ada sepuluh lagu yang siap membawamu ke dalam emosi-emosi baru yang sangat berbeda dengan apa yang Danilla tampilkan pada album Telisik (2014). Tak ada lagi bossa-nova, ini adalah kumpulan lagu yang memberimu inspirasi untuk mengatasi drama diri sendiri.
Nomor favorit: Aaa, Meramu, Usang.
Comments