Di Satu Sisi
"Ny, ada yang mau aku bilang. Tapi, kamu yang tenang, ya. Dengarkan dulu sampai akhir. Aku ngeliat Raj jalan sama Tay tadi malam. Kebetulan aku di tempat yang sama bareng Gibran. Dia ngeliat juga."
"Aku enggak tahu, sih. Tapi kalau cuma teman mengapa sampa rangkulan, gitu. Ini beda, Ny. Cara Raj memperlakukan Tay itu bukan cara seorang teman."
"Aku tidak mendramatisir. Apa yang aku lihat itu yang kusampaikan ke kamu."
"Aku paham, tapi ini berlebihan, Ny. The way he touched. They way they talked. It was not right."
"I'm sorry. I think you need to talk to him."
"Everything, ask him about your relationship, his commitment."
***
"Apa? Dia bilang dia enggak ada jalan sama Tay? Aku saksi matanya. Masih hidup, loh, ini. Apa perlu lagi kutelpon Gibran? Oh, bentar bia kutelpon Gibran."
"No, open your eyes. Setiap kamu minta dia buat nemenin kamu, dia tidak pernah bisa, kan? Banyak telpon dan pesan kamu yang kalau tidak dibalas, lama dibalas."
"Ini, kamu bicara sama Gibran, deh."
"Udah, kan? Apa yang aku bilang, sama, kan, sama yang dibilang Gibran?"
"Yes, intinya dia juga ngeliat Raj dan Tay."
"Baik, mungkin kami berbeda pendapat soal menerjemahkan gerak-gerik Raj dan Tay. Tapi, mereka berdua jalan dan Raj bilang ke kamu kalau dia tidak menemui Tay. Come on!"
"What? I'm happy for you. Walau itu bersama Raj. Tapi kenyataannya, Raj tidak lagi melihatmu."
"Excuse me."
"No, you cross the line, Ny. That was my past. I never want to be with him anymore."
"It's a day and night. Benar-benar beda. Aku bilang begini karena aku peduli padamu. Tidak lebih. Fakta kalau aku dan Raj pernah bersama adalah masa lalu. Itu waktu kami masih SMA."
"Look, I've warned you as your friend. All I want is you to think about it again. He is not the man that I used to know. You don't get me right but I don't care. I don't want to look you down."
"It's up to you, sweet heart."
***
"Sunny tidak percaya samaku. Maksudku apalagi yang harus dibuktikan soal Raj dan Tay. Raj udah bohongin dia, Gib"
"Aku mungkin terlihat mencampuri urusan mereka, tapi mana ada, sih, seorang teman yang tega melihat temannya dibohongin."
"Entahlah, aku mungkin bisa memata-matai Raj. Lalu bawa bukti nyata ke hadapan Sunny. She needs help."
"Gibran, kamu lihat sendiri mereka bagaimana malam itu. Dan Raj bilang ke Sunny kalau dia tidak bersama dengan Tay. Kamu boleh ragu kalau Raj dan Tay punya hubungan khusus, tapi kamu tidak bisa bilang mereka tidak bersama malam itu."
***
"Hi, Raj. Silakan duduk!"
"Aku baru sampai juga, kok."
"Baik, aku langsung saja. Ini soal Sunny, kamu dan Tay. I saw you at the bar with Tay that night. Then you lied to Sunny. What's wrong with you."
"Ini jelas menjadi urusanku. Sunny is my bestfriend. How could you do that to him."
"You better confess, bro."
"What do you mean? You call Sunny to be here?"
"So you got your friend texting to Sunny telling him that he's watching me with you here right now, in purpose."
"Are you blackmailing me? Sunny is not stupid. He won't believe your story."
***
"Sunny, I asked him to go out. No, I supposed to meet him here to talk about what I saw at the bar."
"I'm not taking any chances to be back to him, for god sake."
"He was my past. Someone that I used to like. Aku enggak pernah lagi suka sama Raj sejak putus. Ketika kamu sama dia jadian, I was the one that support you guys. I love you, Ny. I want the best for you."
"Yes, I met him. But it was for you."
"What? Itu kejadiannya dua tahun lalu. Kita berdua mabuk dan terbawa suasana. Itu benar-benar tidak disengaja. And I told you the next day, right?"
"I'm sorry, Ny. I'm sorry for you. You can't blame me for that. I know you mad at me, but once you know, you'll understand that love is not working like this."
***
"Ny, cepat ke mari. Aku di 360. Aku tahu kamu marah padaku. Tapi, sekarang kamu bisa lihat sendiri apa yang Raj lagi lakukan."
"Ny, cepetan. Nanti kamu pikir aku ngebual lagi."
"Ny, aku tahu kamu baca ini. Balas, dong. Teleponku, pun, enggak diangkat."
"Ny, aku tahu kamu sedang sedih atau marah. Ini yang kamu tunggu selama ini. Kamu cepat datang ke mari dan lihat sendiri. I know it'll hurt, but at the end of the day, you gotta face it."
"Maaf kalau aku terkesan memaksa. Aku cuma enggak mau kamu dibodohin terus. Kalau kamu enggak mau datang, fine. But, remember this, dia tidak pantas untukmu. Tidak sama sekali."
***
"Mama, aku bingung mengapa orang bisa buta karena cinta. Logika bisa nomor sekian kalau sedang bercinta."
"Jatuh cinta tidak selalu soal hati, Ma. Ada hitungan-hitungan yang bisa dinilai dalam berhubungan rasa."
"Mama tahu mengapa aku sangat suka ketika mama memelukku? Karena cinta dirasakan tak hanya sekadar oleh hati. Cinta dirasakan oleh otak, Ma."
"Cinta menembus ruang dan waktu, aku juga percaya itu. Menjaga cinta pada yang jauh atau pada yang mati bukan tak mungkin. Tapi, menyusahkan diri sendiri pada orang yang tak mencintai kita kupikir adalah drama yang tak perlu."
"Kita mungkin berbeda pendapat soal mencintai harus seperti apa. Tapi, kupikir semua orang harus tahu untuk tak lupa mencintai diri sendiri dulu."
Comments